RSS

Kamis, 03 Juni 2010

Malas Bergerak Berisiko Hipertensi

Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga merupakan salah satu faktor utama terjadinya tekanan darah tinggi, terutama bila gaya hidup pasif itu dimulai sejak usia muda.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering disebut sebagai the silent disease karena tidak memiliki gejala tertentu. Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan mati muda.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Hypertension diketahui sepertiga dari kasus hipertensi bisa dicegah dengan meningkatkan aktivitas fisik. Penelitian itu dilakukan terhadap 4.618 pria dan wanita berusia 18-30 tahun yang menjalani riset jangka panjang mengenai penyakit kardiovaskular.

"Mereka yang secara fisik kurang aktif, baik berdasarkan jawaban wawancara maupun hasil tes treadmill, ternyata yang paling berisiko menderita hipertensi 20 tahun kemudian," kata ketua peneliti, Mercedes Carnethon, dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, Chicago, Amerika Serikat.

Olahraga secara teratur merupakan salah satu cara untuk menjaga tekanan darah berada dalam kadar yang normal. Para ahli merekomendasikan minimal 30 menit aktivitas fisik berskala menengah. Bila sejak muda hal ini sudah menjadi gaya hidup, sampai tua pun biasanya akan tetap aktif.

Kegiatan fisik penting untuk mengendalikan tekanan darah tinggi sebab membuat jantung lebih kuat. Jantung mampu memompa lebih banyak darah dengan lebih sedikit usaha. Makin ringan kerja jantung untuk memompa darah, makin sedikit tekanan terhadap arteri.


sumber : yahoo news

Jabulani Sesuai Standar FIFA!

Menuai berbagai kecaman, akhirnya menyulutkan niat Dr Andy Harland buka mulut. Pihak pengembang Jabulani tersebut membantah tudingan yang datang dari beberapa pemain, terutama penjaga gawang.

Masih segar dalam ingatan, kala penjaga gawang Spanyol Iker Casillas menyamakan bola resmi Piala Dunia 2010 seperti bola voli pantai. Belum lagi yang terlontar dari David James dan Fernando Muslera. Penjaga gawang Inggris menganggap Jabulani mengerikan, sedangkan penjaga gawang Uruguay tak segan mengklaimnya sebagai bola terburuk.

Tentunya hal ini membuat telinga Harland terbakar. Dirinya membeberkan bahwa bola yang diluncurkan sejak Desember 2009 lalu sudah melewati serangkaian ujicoba.

“Saya tidak melihat ada yang menggangu,” cetus pria yang mengembangkan bola pabrikan adidas di Universitas Loughborough, Inggris, dikutip dari KickOff, Kamis (3/6/2010).

“Bola ini sudah beredar sejak Desember lalu dan digunakan di seluruh dunia. Ternyata tidak menuai banyak komentar,” tegasnya.

“Tidak ada rahasia tentang Jabulani. Bola ini dirancang untuk membantu para pemain terbaik dunia mempertontonkan kepiawaian mereka.

Adidas, selaku manufaktur, turut membela diri. Pabrikan asal Jerman ini yakin bahwa Jabulani sudah memenuhi standar FIFA.

“Tim adidas Jabulani sudah bertemu dan melewati seleksi pihak standarisasi FIFA, dan diuji kelayakannya di Universitas Loughborough. Secara ilmiah, bola ini terbukti mampu melambung dengan stabil,” demikian pernyataan Adidas.

“Semua federasi sepakbola yang lolos kualifikasi Piala Dunia 2010 sudah menerima produksi perdana bola resmi ini, awal Februari 2010,” lanjutnya.

“Sejak Desember 2009, Jabulani sudah digunakan para profesional tingkat tertinggi di Jerman, Belanda, Prancis, Austria, Rusia, Swiss, Argentina, dan Afrika Selatan,” pungkasnya.

sumber :okezone.com

Birokrasi Indonesia Termasuk Paling Inefisien

Indonesia bersama India dan Filipina termasuk dalam negara yang paling tidak efisien dalam hal birokrasi. Hal itu terjadi tidak saja terhadap warganya sendiri tetapi juga terhadap warga asing.

Dalam survei terbaru Political and Economic Risk Consultancy (PERC) seperti dikutip dari AFP, Kamis, (3/6/2010). Para ekspatriat pelaku bisnis di Asia yang dirilis kemarin, terungkap bahwa kondisi itu bisa saja menyebakan investor menghindari berbisnis di negara bersangkutan.

Sedangkan untuk negara yang paling efisien birokrasinya, berdasarkan survei PERC adalah Singapura dan Hong Kong yang selama ini dikenal sebagai pusat keuangan di Asia.

“Birokrasi di beberapa negara Asia telah menjadi pusat kekuasan dalam beberapa hal sehingga harus ada upaya untuk secara efektif menuju reformasi oleh para politisi dan pejabat ditunjuk,” kata PERC dalam pertanyaan resminya.

Di Indonesia, ujar PERC, pemerintah dinilai gagal melaksanakan reformasi sehingga berkontribusi atas pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang menerima tawaran sebagai managing director di Bank Dunia.

"Meskipun mandat pemilihan yang kuat Presiden Susilo, dia tidak memiliki kekuatan untuk benar-benar memperbaiki birokrasi Indonesia," kata PERC.

Secara keseluruhan, urutan Indonesia dalam hal efisiensi birokrasi menempati posisi kedua terburuk di Asia setelah India. Berdasarkan standar penilaian 1 hingga 10, di mana angka 10 adalah berarti yang terburuk, India mengoleksi skor 9,41, diikuti Indonesia (8,59), Filipina (8,37), Vietnam (8,13), dan China (7,93).

Sementara Malaysia berada di urutan ke keenam terburuk dengan skor 6,97, kemudian Taiwan (6,60), Jepang (6,57), Korea Selatan (6,13), dan Thailand (5,53). Sedangkan Singapura yang telah menjalankan birokrasi paling efisien mendapat skor 2,53, diikuti Hong Kong (3,49).

sumber:okezone.com

Inilah 6 Bank Terbaik di Indonesia

Enam bank nasional RI terpilih menjadi bank terbaik 2010 versi Majalah Investor. Keenam bank tersebut antara lain Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN), Bank Swadesi Tbk, BPD Sumatera Utara, dan BPD Nusa Tenggara Timur.

"Bank-bank tersebut terpilih menjadi bank terbaik berdasarkan hasil pemeringkatan bank versi Majalah Investor dengan menggunakan 12 kriteria pemeringkatan," ujar Direktur Globe Media Group Primus Dorimulu dalam acara pemberian penghargaan kepada Bank Terbaik 2010 di Citywalk Sudirman, Jakarta, Kamis (3/6/2010).

Dia memaparkan, kriteria pemeringkatan tersebut antara lain berdasarkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR), tingkat kredit macet (non performing loan/NPL), tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA), tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE), margin bunga bersih (net interest margin/NIM), dan perbandingan beban operasional dengan pendapatan operasional (BOPO).

"Selain itu, juga berdasarkan rasio penyaluran kredit (loan to deposit ratio/LDR), pertumbuhan pendapatan nonbunga bersih, pertumbuhan pendapatan operasional, pertumbuhan kredit, pertumbuhan laba operasional, dan rasio biaya tenaga kerja (BTK)," tuturnya.

Keenam bank terbaik tersebut, lanjutnya, terpilih menjadi bank terbaik di kelompok masing-masing. Dia menuturkan, BRI misalnya, terbaik pada kelompok bank umum dengan aset di atas Rp100 triliun. Lalu, BTN terbaik pada kelompok bank umum dengan aset di atas Rp50-Rp100 triliun dan BTPN dengan aset di atas Rp10-Rp50 triliun.

"Berikutnya, BPD dengan aset di atas Rp10 triliun yaitu Bank Sumut dan BPD dengan dengan aset di bawah Rp10 triliun yaitu Bank NTT," ujarnya.

Adapun salah satu juri dalam pemeringkatan bank 2010 ini yaitu ekonom Indef Aviliani. Menurutnya, tahun lalu merupakan tahun pemulihan perbankan pascakrisis global periode sebelumnya. "Lumrah bila bank-bank besar maupun berskala kecil menampilkan kinerja yang cukup positif," tukasnya.

Aviliani mengatakan, pada pemeringkatan bank terbaik tahun ini tim juri tidak memberikan penghargaan kepada bank asing. Menurutnya karena ini terkait dengan kondisi global yang belum pulih, sehingga berimbas pada kondisi perbankan mereka.

Sekadar informasi, dari 121 bank yang beroperasi per Mei 2010, hanya 79 bank yang diperingkat. Sebanyak 34 bank tidak diikutkan dalam pemeringkatan karena tidak lolos seleksi awal.

Antara lain dua bank terganjal seleksi CAR di bawah 12 persen yaitu Bank Eksekutif International Tbk dan Bank ICB Bumiputera. Selain itu, juga ada 23 bank yang tidak lolos seleksi karena memiliki aset di bawah Rp1 triliun.

sumber : okezone.com

Distorsi Pertumbuhan Ekonomi

SINYAL bahwa pada tahun 2010 perekonomian Indonesia akan tumbuh lebih tinggi dari yang semula diprediksi pemerintah (5,5 persen) terekam dari data yang dipublikasikan BPS Senin 10 Mei yang lalu.

BPS menunjukkan pada kuartal I tahun ini secara q on q (kuartal I-2010 terhadap kuartal 4- 2009) perekonomian tumbuh 1,9 persen, sedangkan secara y on y (kuartal I- 2010 terhadap kuartal I-2009) tumbuh dengan 5,7 persen.

Catatan sejarah dalam sepuluh tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I selalu lebih rendah dari kuartal-kuartal selanjutnya. Ini berarti bila tidak ada shock yang destruktif dan pemerintah mau lebih “berkeringat”, pertumbuhan ekonomi pada kuartal-kuartal selanjutnya berpotensi lebih tinggi dari 1,9 persen (q on q) atau 5,7 persen (y on y).Tidak mengherankan bila beberapa analis merasa optimis pertumbuhan ekonomi selama tahun 2010 akan mencapai angka 6 persen-an.

Namun demikian, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak akan banyak gunanya bila tidak berdampak secara positif terhadap pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Esensi pembangunan ekonomi, sebagaimana ditekankan di dalam berbagai literatur, adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat, sebagaimana terindikasi dari berkurangnya kemiskinan dan pengangguran. Kalau demikian permasalahannya, selain mengejar tingkat (kuantitas), lebih penting bagi pemerintah memperhatikan pola (kualitas) pertumbuhan ekonomi.

Pola Pertumbuhan

Terdapat indikasi bahwa pola pertumbuhan ekonomi tidak kunjung mengalami perbaikan. Dari sisi sektoral, seperti terjadi dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2010 lebih banyak didorong oleh sektor non-tradeableyang tidak terlalu menyerap tenaga kerja. Secara y on y, sektor non-tradeable menyumbang 71,9 persen terhadap pertumbuhan ekonomi (4,1 persen dari 5,7). Dalam sektor nontradeable, sektor perdagangan/ hotel/ restoran dan pengangkutan/ komunikasi berkontribusi sangat dominan terhadap pertumbuhan, masing-masing menyumbang 28,1 persen dan 17,5 persen.

Sementara itu, sektor tradeable (pertanian, industri, dan pertambangan) hanya menyumbang 28,1 persen (1,6 dari 5,7) terhadap pertumbuhan. Lebih dari itu, BPS memperlihatkan bahwa secara q on q,terjadi pembusukan peran sektor industri (dan pertambangan) sebagai kontributor penting sektor tradeable. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang negatif (-1 persen).

Cukup beralasan bila peran sektor industri terhadap pembentukan PDB terus menurun dari 27,9 persen (kuartal I-2008), 27 persen (kuartal I-2009), dan hanya 25,4 persen (kuartal I-2010). Selain faktor-faktor yang sifatnya permanen (infrastruktur,biaya birokrasi,biaya bunga),implementasi ASEAN–China FTA (ACFTA) boleh jadi mendorong pembusukan peran sektor industri. Artinya, masuknya barang impor dari China memperlemah daya saing dan menekan kinerja sektor industri di pasar domestik.

Pengangguran dan Kemiskinan

Pada akhir tahun 2014, pemerintah menargetkan angka pengangguran berada pada kisaran 5–6 persen dan angka kemiskinan 8–10 persen. Namun demikian, dengan pola pertumbuhan ekonomi yang terus memarginalkan sektor tradeable, sulit berharap pemerintah akan mampu secara optimal mencapai target-target seperti yang sebelumnya ditetapkan karena beberapa alasan. Pertama, BPS memperlihatkan bahwa kesempatan kerja yang mampu disediakan sektor tradeable (56,6 persen) jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor nontradeable (43,4 persen).

Hal ini berarti bahwa pertumbuhan yang pesat sektor non-tradeable, tetapi justru diikuti dengan pelemahan pertumbuhan sektor tradeable,akan membuat kue pembangunan ekonomi terkonsentrasi dan hanya bisa dinikmati oleh kelompok kecil tertentu. Di sini, kesenjangan pendapatan yang sudah menjadi penyakit kronis perekonomian Indonesia akan semakin bertambah parah, sebagaimana terindikasi dari peningkatan rasio ini dari 0,343 (2005) menjadi 0,357 (2009).

Kedua, semakin dominannya sektor non-tradeable akan membuat elastisitas kesempatan kerja yang tercipta dari setiap persen pertumbuhan ekonomi akan semakin mengecil.Ini terjadi karena beberapa sektor non-tradeable, seperti listrik/gas/air bersih, pengangkutan/ komunikasi, dan keuangan/ real estate/jasa perusahaan, cenderung bersifat capital and technological-intensive.

Ini berarti sangat tidak relevan sean-dainya pemerintah masih mengasumsikan setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi akan mampu menciptakan kesempatan kerja 400.000–500.000 orang. Dalam kaitan ini,per-hitungan P2ELIPI menunjukkan bahwa elastisitas kesempatan kerja yang tercipta darisetiap1 persen pertumbuhanekonomi berada di kisaran 250.000–350.000 orang. Ketiga, struktur pengangguran mengalami pergeseran yang cukup fundamental.

Misalnya sebagaimana dikemukakan BPS,pengangguran terbuka pada periode Agustus 2009–Februari 2010 menurun dari 7,87 persen (8,96 juta) menjadi 7,41 persen (8,59 juta) atau tumbuh negatif sebesar 4,1 persen. Sayangnya, pada periode yang sama setengah pengangguran mengalami pertumbuhan sekitar 2,7 persen.Demikian halnya, proporsi pengangguran terdidik (tamat Diploma dan PT) cenderung merangkak naik dari 21,28 persen (2004) menjadi 28,33 persen (2009).

Jenis pengangguran terdidik ini akan sulit ditanggulangi oleh program-program yang sifatnya intervensionis,seperti PNPM. Keempat, World Bank (2009) memprediksi bahwa kelompok masyarakat kategori near poor sekitar 42 persen dari total populasi.Tingginya populasi yang berada pada posisi near poor membuat angka kemiskinan sangat volatile.Artinya, penduduk kategori near poor bisa berpindah posisi secara dinamis kadang di bawah atau di atas garis kemiskinan tergantung dari siklus ekonomi dan intervensi pemerintah.

Untuk menekan proporsi penduduk kategori near poor,maka mereka perlu diberi akses untuk memiliki pekerjaan yang sifatnya permanen.Permasalahannya adalah pasar tenaga kerja sektor nontradeable, kecuali perdagangan (informal), cenderung lebih rigid ketimbang pasar tenaga kerja sektor tradeable, khususnya pertanian dan industri.Ini berarti bahwa sektor tradeable-lah yang paling bisa diandalkan untuk menekan penduduk kategori near poor.

Beranjak dari permasalahan di atas, tampak dengan jelas bahwa komitmen pemerintah untuk merestruk turisasi pola pertumbuhan yang bisa memberi ruang bagi sektor tradeable untuk tumbuh secara optimal menjadi agenda yang sangat strategis. Karenanya, pemerintah dituntut mampu sesegera mungkin mengatasi beberapa permasalahan yang membuat sektor tradeable kelimpungan, seperti amburadulnya infrastruktur, bunga kredit yang relatif masih tinggi, birokrasi yang kompleks, pungutan liar, dan peraturan yang tidak pro-bisnis lainnya.

sumber : okezone.com

Wow... Ada Bunker di Stasiun Tanjung Priok

SELAMA 350 tahun menjajah bumi pertiwi, banyak jejak yang ditinggalkan Belanda. Salah satunya bangunan yang memiliki arsitektur khas Eropa saat itu, gaya neo klasik yang berpadu dengan gaya kontemporer, atau kerap disebut sebagai gaya art deco. Suatu bentuk dekorasi bangunan yang populer ketika Perang Dunia I berakhir.

Sudah menjadi desas-desus jika setiap bangunan megah yang dibangun Belanda di negeri zamrud khatulistiwa ini menyimpan 1001 cerita. Salah satunya misteri bunker terowongan yang konon menghubungkan bangunan satu ke bangunan lainnya yang letaknya cukup jauh. Namun semua cerita itu seperti tak pernah bisa dibuktikan.

Hingga akhirnya pada Maret 2009 lalu, saat peresmian beroperasinya kembali Stasiun Tanjung Priok, tabir keberadaan bunker di setiap bangunan peninggalan Belanda itu bak tersingkap. Adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memiliki "perkara" terbongkarnya keberadaan bunker di bawah Stasiun Tanjung Priok.

Pada saat peresmiannya, Presiden dikabarkan sangat takjub dengan kemegahan dan keelokan Stasiun Tanjung Priok. Bahkan sempat diberitakan, kedua mata Presiden seperti tak pernah kenal lelah mengamati setiap sudut bangunannya. Ternyata tak hanya matanya, rasa ingin tahunya sangat besar untuk melihat setiap sudut bangunan yang didirikan oleh Gubernur Jendral AFW Idenburg (1909-1916) pada tahun 1914 itu.

Kaki Presiden akhirnya terhenti pada sebuah anak tangga yang berada di balik bar. Perlu diketahui, stasiun ini dilengkapi dengan kamar penginapan, ruang dansa, dan bar. Anak tangga yang hanya cukup dua tubuh orang dewasa itu berbentuk melingkar dan menurun ke bawah. Sayangnya, Presiden tidak diperkenankan untuk memenuhi rasa penasarannya.

"Pada saat kunjungan, Presiden ingin turun, namun tidak boleh sama pengawalnya. Keadaan belum memungkinkan," tutur Asisten Manajer bidang Sejarah Unit Pelestarian Benda Bersejarah PT KA (Persero) Deddy Herlambang saat ditemui okezone.

Kabarnya bunker tersebut telah lama diketahui oleh PT Kereta Api (Persero), namun tidak diketahui secara jelas mengapa perusahaan kereta api milik negara ini tidak mengungkapnya. Berdasarkan beberapa literatur, keberadaan bunker ini tidak tercantum dalam maket stasiun peninggalan Belanda.

Atas "ulah" Presiden, akhirnya PT Kereta Api (Persero) memutuskan untuk menggali bunker. Pasalnya saat itu bunker sudah tertutup lumpur. Selama tiga bulan penggalian sementara saat itu, PT KA (Persero) menemukan ruangan-ruangan lain, tidak sekedar bunker semata. Setidaknya tiga ruangan sudah tergali oleh tim penggali saat itu.

Pada saat penggalian sementara itu, tim penggali menemukan dua sendok berbahan tembaga dan perak. Dengan alasan Stasiun Tanjung Priok sebagai bagian dari cagar budaya, dan ditakutkan terdapat benda berharga lain, PT Kereta Api (Persero) menyerahkan penggalian selanjutnya kepada Badan Pusat Penelitian Purbakala (BP3) Serang sebagai pihak yang berwenang untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

Akhirnya penggalian pertama pun dilakukan BP3 pada akhir maret tahun lalu. Lantas benarkah bunker itu memiliki jalur rahasia milik Belanda? Tunggu penelisikan okezone selanjutnya.

sumber :okezone.com

Pendaratan Meteor di Indonesia

Tidak kali ini saja pendaratan meteor membuat heboh publik Tanah Air. Pada 1 Januari 2008 silam, publik sudah disuguhi berita tentang pendaratan meteor di sebuah sawah di Gianyar, Bali.

Saat itu sebuah meteor mendarat di Desa Sukawati dan meninggalkan jejak kubangan berdiameter 1 meter dengan kedalaman 30 cm. Selain itu, juga ditemukan serpihan batu mirip batu apung sebanyak tiga biji.

Berdasarkan informasi yang dihimpun okezone, pada tahun 2009, sebuah ledakan keras terdengar di Laut Bone, Makassar. Tak pelak hal ini juga membuat rakyat Indonesia penasaran. Hanya saja gaung jatuhnya meteor waktu itu tidak segegap gempita di Duren Sawit, Jakarta, karena lokasi
jatuhnya berada di perairan.

Awalnya sejumlah spekulasi mencuat menyikapi ledakan keras yang terjadi pada Kamis 8 Oktober 2009. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Selatan sempat mensinyalir kejadian tersebut merupakan gempa berskala kecil.

Versi lain, ada yang menyebut ledakan disertai kilatan cahaya pada siang hari tersebut berasal dari sonic boom yang ditimbulkan dari manuver sejumlah pesawat milik TNI AU yang tengah latihan.

Namun, misteri sumber ledakan akhirnya terpecahkan setelah sejumlah saksi mata melihat adanya benda berpijar yang memiliki ekor jatuh ke arah perairan Bone. Sehingga bisa dipastikan ledakan di Bone tahun lalu akibat tumbukan atmosfer bumi dengan meteor. Diperkirakan meteor ini berdiameter sekira 10 meter dan memiliki memiliki daya ledak 50 kiloton TNT.

Sebelum meteor menghantam permukiman di Duren Sawit, beberapa waktu lalu juga sempat beredar spekulasi bahwa sebuah kebakaran di Aceh dipicu karena jatuhnya meteor.

Tiga bangunan yang terdiri dari dua toko dan satu rumah warga Desa Lambaro Skep, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh hangus terbakar, Kamis 15 April 2010 malam. Sumber api masih simpang siur.

Beredar kabar di kalangan warga sekitar, sumber api berasal dari benda aneh seperti bola api (meteor) yang jatuh dari langit dan mengenangi bangunan toko semi permanen yang kemudian api menjalar melumat bangunan rumah di sampingnya. Namun peneliti Lapan belum berhasil menemukan bukti bahwa penyebab kebakaran adalah meteor.

Informasi terbaru, tadi malam sebuah benda aneh jatuh di Pegunungan Wawo, Bima, Nusa Tengara Barat (NTB), pada Senin 3 Mei, malam. Benda tersebut meledak dua kali dan mengeluarkan cahaya warna-warni. Warga langsung berdatangan ke lokasi, berebut pecahan batu hitam mirip kaca yang berserakan di lokasi.

Sebuah lubang berdiameter 50 x 50 cm dengan kedalaman lebih dari dua meter hingga kini masih mengeluarkan hawa panas. Pepohonan yang ada di sekitar lokasi pun mengering akibat hawa panas itu.

sumber :okezone.com