Takut merupakan sifat dasar alamiah yang dimiliki setiap manusia. Namun, ketika rasa takut itu muncul secara berlebihan dengan alas an yang tidak rasionalterhadap sesuatu yang sebenarnya tidak berbahaya, itu yang harus diwaspadai. Bias jadi itu merupakan fobia.
Psikolog pengembangan Kepribadian dari Universitas Indonesia, Winarini Wilman D Mansoer PhD mengatakan, fobia adalah rasa takut yang berlebihan dan tidak wajar terhadap suatu benda, situasi atau kejadian tertentu, yang ditandai dengan keinginan untuk selalu menghindari sesuatu yang ditakuti. Seseorang yang dikatakan fobia jika ia menjadi sangat cemas secara terus-menerus dan tidak rasional ketika berhadapan dengan obyek atau situasi tertentu.
Menurut Wina kecemasan atau ketakutan yang tidak rasional, itu adalah fobia. Itu disebabkan oleh sebuah pengalaman yang disengaja atau pengalaman yang tidak disengaja, yang dilakukan oleh orang lain. Jika rasa ketakutan berlebihan tersebut datang, maka orang tersebut butuh terapi psikologis. Apabila penderita fobia secara tidak sengaja atau terpaksa bersinggungan dengan obyek yang ditakuti, maka akan terjadi reaksi panic, cemas, gemetar, napas pendek dan cepat, jantung berdebar, keringat dingin, ingin muntah, kepala pusing, badan lemas, tidak mampu bergerak, atau sampai pingsan.
Pada kasus fobia yang lebih parah, gejala kecemasan yang lebih hebat selalu menyertai penderita. Penderita akan terus-menerus merasa takut walaupun di sekitarnya tidak ada onyek yang ditakutinya. Perasaan cemas bias muncul hanya dengan membayangkan atau mengingat obyek yang ditakuti. Menurut Wina, sebenarnya fobia dapat disembuhkan jika si penderita mau menyembuhkan rasa takut yang berlebihannya tersebut.
Masih menurut Wina, fobia terjadi karena pikiran bawah sadar si penderita salah memberi arti terhadap peristiwa traumatis yang menyebabkan fobia. “Mungkin setiap orang tidak tahu apa yang menyebabkannya mengidap fobia. Tapi, dengan hipnoterapi, si penderita bias mengetahui pemyebab sekaligus menyembuhkan fobianya,“ katanya.
Menurut Wina, ada tiga kategori fobia, yaitu fobia spesifik yakni rasa takut yang muncul terhadap obyek yang jelas, agoraphobia yaitu rasa takut berada di tempat umum, dan fobia social yaitu rasa takut terhadap kehadiran orang lain yang mungkin akan menilai atau mengkritisi perilaku dan penampilannya. Tapi yang sering dialami adalah fobia spesifik, yakni sering dialami oleh anak-anak. Itu terjadi karena pengalaman pribadi atau hamya mendengar pengalaman orang lain.
Yang perlu diketahuia adalah rasa takut yang berlebihan ini dapat disembuhkan dengan terapi psikologis. Karena walau bagaimanapun juga, pengidap fobia harus mengubah pola pikirnya terhadap obyek fobia.
Dengan terapi, mereka dilatih untuk berpikir bahwa yang ditakuti itu sebenarnya aman atau ketakutan mereka semestinya tidak sebesar itu. Setelah pola piker diperbaiki, mereka akan diajak untuk mengalami langsumg obyek fobia tersebut, atau istilahnya biasa disebut desentralisasi.
Sumber : Koran Jurnal